Laras, seorang wanita paruh baya
itu terpekur sesaat ketika bercerita
bagaimana beberapa tahun lampau ia berusaha berjuang keras bertahan membina
rumah tangga dengan seorang suami yang berpoligami.
Sekuat apapun ia bertahan
pada akhirnya ia harus dengan tabah memutuskan mengakhiri rumah tangganya
daripada ia hidup tidak bahagia dan rusak secara fisik menerima kenyataan yang
baginya termat berat tersebut. Ibu ibu di kompleks tempatnya tinggal hampir 90%
mengalami kenyataan seperti yang dialaminya tapi mereka bertahan karena satu
alasan yaitu yang penting anak anak dan diri mereka sebagai istri yang syah ….masih diberi nafkah
dan anaknya bisa sekolah. Tapi bagi Laras keputusan terbaik dan menyehatkan
bagi jiwa dan tubuhnya adalah mengakhiri bahtera rumah tangga yang sudah
puluhan tahun dibinanya. Sejak itu Laras menjelma menjadi single parent yang
harus bertanggung jawab menafkahi kedua anaknya
yang masih bersekolah. Dengan membawa seluruh tabungan dan modal yang
dimiliki, Laras dan kedua anaknya mngambil keputusan untuk hijrah dari Semarang
menuju sebuah kota di pinggiran Jakarta. Segala daya, ikhtiar dan kerja keras
dilakukan oleh Laras agar mereka mampu mendapat penghasilan bulanan untuk bisa
bertahan hidup dan bisa menyekolahkan anak anaknya. Dengan berkah Allah kini
anaknya yang pertama sudah hampir menyelesaikan kuliahnya sambil bekerja dan
anak bungsunya sudah duduk di bangku SMK. Allah selalu member jalan bagi
hambaNYa yang tak pernah berhenti ikhtiar dengan cerdas dan berdoa dengan
maximal.